Membaca lagi surat-suratmu, hatiku jatuh rindu
Tak sadar pada langit kamarku, kulukis kau di situ
Waktu yang berlalu, dan jarak masih saja terbentang
Penamu bicara, menembus ruang menyapa sukmaku
BELAHAN JIWA
Membaca lagi surat-suratmu, hatiku jatuh rindu
Tak sadar pada langit kamarku, kulukis kau di situ
Waktu yang berlalu, dan jarak masih saja terbentang
Penamu bicara, menembus ruang menyapa sukmaku
Mendesah lembut angin membawa butiran hati lara
Ternyata meraih kesempatan, tak semudah kusangka
Kau setia menunggu lelaki kecil menantang hidup
Kau sertakan do'a, seolah mantra menjelma nafasku
Memendam tanya seg'ra terucap
Belahan jiwa apa kabarmu
Kuharap s'lali tetap kau jaga
Tumbuhan cinta yang di ladang kita ...
Kau setia menunggu lelaki kecil menantang hidup
Kau sertakan do'a, seolah mantra menjelma nafasku
Memendam tanya seg'ra terucap
Belahan jiwa apa kabarmu
Kuharap s'lali tetap kau jaga
Tumbuhan cinta yang di ladang kita
Aku ... jauh di sini menggapai cita
Hingga ... satu saat pasti ku kan kembali
Kan kujemput dikau Sang Putri, pada saatnya nanti
Berkereta kencana kubawa pergi, 'tuju istana di sana ku bertahta
Memendam tanya seg'ra terucap
Belahan jiwa apa kabarmu
Kuharap s'lali tetap kau jaga
Tumbuhan cinta yang di ladang kita
Aku ... jauh di sini menggapai cita
Hingga ... satu saat pasti ku kan kembali
GERIMIS
Musim penghujan hadir tanpa pesan
Bawa kenangan lama t'lah menghilang
Saat yang indah dikau di pelukan
Setiap nafasmu adalah milikku
Surya terpancar dari wajah kita
Bagai menghalau mendung hitam tiba
Sekejap badai datang
Mengoyak kedamaian
Segala musnah
Lalu gerimis langit pun menangis
Kekasih, andai saja kau mengerti
Harusnya kita mampu lewati itu semua
Dan bukan menyerah untuk berpisah ...
Sekejap badai datang
Mengoyak kedamaian
Segala musnah
Lalu gerimis langit pun menangis
Kekasih, andai saja kau mengerti
Harusnya kita mampu lewati itu semua
Kekasih, andai saja kau sadari
Semua hanya satu ujian 'tuk cinta kita
Dan bukan alasan untuk berpisah ...
KIDUNG MESRA
Kutulis sebaris kata
Walau sederhana
Tertuju bagimu, Nona
Yang mengusik jiwa
Senyummu bunga musim cerah
Matamu surya memancar ramah
Ingin selami samudra hatimu
Termukan mutiara tiada tara
Lalu terlena rebah di dasarnya
Ingin masuki puri di hatimu
Hangatkan ruangnya dengan cinta
Dalam irama kita berdansa dan terbuai
Kidung mesra milik kita
Kususun serangkai nada
Walaupun biasa
Terlantun bagimu, Nona
Yang menyentuh jiwa
MESKI T'LAH JAUH
Kadang angan
Terbang jauh ke awan
Rasa rindu, kian menawan
Dingin dan kelam
Remukanku di dalam
Kadang murung
Meluap tak terbendung
Rasa sesal s'makin mengurung
Sejak kau pergi
Berlari dan menangis
Meski t'lah jauh ke mana
Kau coba 'tuk sembunyi
Satu saat nanti akan kembali ... jua
Oleh cinta
Telah lama kabar menghampa
Namun kisah kita, takkan mudah terlupa...
PRAHARA
Kulihat... matamu berkaca
Mengingat... berat beban kita
Dan mendung... selimuti paras
Batinku dirundung ragu dan cemas
Cerita dua manusia
Diterjang prahara, mencoba upaya
Mungkin dulu kita tergesa
Menyatukan langkah
Tak sadar rasa berbeda
Dalam tentukan arah
Harapku... jangan dulu berpisah
Kenanglah saat cinta merekah
Pintaku... jangan dulu menyerah
Sebelum sesal nanti terlambat sudah
Bisik nurani...
ROMANSA
Sunyi...
Dan smarak malam
Bertabur kilau bintang
Bulan pun naik perlahan
Tersipu
Kau dan aku tenggelam
Dalam dekapan cinta
Tanpa suara berbincang
Dua jiwa
Tertiup aroma bunga
Mengantarkan nikmat gairah 'smara
Terlantun untaian mantra
Duhai, bersemilah
Cinta kita
Kau dan aku tenggelam
Dalam dekapan cinta
Tanpa suara berbincang
Dua jiwa
Tertiup aroma bunga
Mengantarkan nikmat gairah 'smara
Terlantun untaian mantra
Duhai, bersemilah
Cinta kita, tersiram prahara
Kasih, tersenyumlah
Dan setia, dari waktu ke waktu
SATU KAYUH BERDUA
Ingin kukirim bunga, yang pantas kau terima
Atau tuliskan lagu, s'kedar menuang rindu
Apa saja ku mampu, asal itu buatmu
Kuharap engkau suka, beri kecil binar mata
Ingin dengar candamu, di telepon bicara
Pastinya kau tersipu, waktu ku merayumu
Apa saja ku mau, 'tuk meraih hatimu
Kuharap mengkau suka, beri kecil binar mata, melekat erat di jiwa
Sudikah naik ikut perahuku
Berkain layar cinta
Arungi warna-warni gelombang dunia
Satu kayuh berdua
'Tuk sampai di sana ...
Apa saja ku mampu, 'tuk meraih hatimu
Kuharap engkau suka, beri kecil binar mata
Melekat erat di jiwa
Sudikah naik ikut perahuku
Berkain layar cinta
SEMOGA
Merenungkanmu kini, menggugah haruku
Berbagai kenangan berganti, masa yang t'lah lalu
Sebenarnya ku ingin menggali hasrat untuk kembali...
Melukiskanmu lagi, di dalam benakku
Perlahan terbayang pasti garis wajahmu
Kehangatan cinta kasih dapat kubaca jelas di situ...
Adakah waktu mendewasakan kita
Kuharap masih ada hati bicara
Mungkinkah saja terurai satu persatu
Pertikaian yang dulu, bagai pintaku...
Semoga...
Lihatlah ku di sini, memendam rindu
Setiap ku berseru, yang kusebut hanya namamu...
Adakah waktu mendewasakan kita
Kuharap masih ada hati bicara
Mungkinkah saja terurai satu persatu
Pertikaian yang dulu, bagai pintaku...
Sebenarnya kuingin menggali hasrat kembali
Kuharap agar kau mengerti...
Semoga...
Song :Lilo
Arungi warna-warni gelombang dunia
Satu kayuh berdua
'Tuk sampai di sana ...
Kau turut serta ...
Sudikah naik ikut perahuku
Berkain layar cinta
Arungi warna-warni gelombang dunia
Satu kayuh berdua
TAK BISA KE LAIN HATI
Bulan merah jambu, luruh di kotamu
Kuayun sendiri, langkah-langkah sepi
Menikmati angin, menabur daun-daun
Mencari gambaranmu, di waktu lalu
Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa, merengut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati
Begitu lelah sudah, kuharus menepi
Biduk t'lah ditambatkan berlabuh di pantaimu...
Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa, merengut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati
Sungguh kuakui ...
Tak bisa ke lain hati ...
Teringatku mengenangmu
Tergambar paras wajahmu, sendiri ...
Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa, merengut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati
Sungguh kuakui ...
Tak bisa ke lain hati ...
TENTANG KITA
Hari-hari yang berdebu
Bersama dirimu yakin kuhadapi
Sambil merajut berdua
Anyaman benang angan yang kau tawarkan
Sekian lama 'tuk mengerti
Dirimu jadi misteri yang kian terselami
Sekian jauh menilai
Karena cinta tergali milikmu sejati
Sejuta asa yang sempat
Kutitipkan di dalam sinar matamu
Pribadi nan sederhana
Menjanjikan keteduhan kasih nan murni
Ternyata t'lah menjadi
Kebahagiaan hati yang tiada terperi
Mari genggam jemari
Memadu dua hati saling memiliki
Kembali, kembalilah kini, segala asa berseri
Benahi, benahilah kini, kepekaan nurani
Kembali, kembalilah kini, segala asa berseri
Berjanji, berjanjilah kini, tetap setia sampai selama-lamanya...
TERKENANG
Kubuka lembaran album dulu
Lama tersimpan dan berdebu
Satu persatu gambar berlalu
Ku terkenang dan terkenang
Kau hadir lagi di sudut hati
Cinta lugu masa kecilku
Oh, betapa kau telah dewasa
Terpesona, penuh asa
Perasaan rindu membumbung tinggi
Jatuh kepayang
Bertahun mencari tambatan diri
Ah... adakah engkau jawabnya?
Membias cerita kau berkisah
Tentang tulisan di batu janji
Nama kita pun masih terbaca
Ku terkenang dan terkenang
Perasaan rindu membumbung tinggi
Jatuh kepayang
Bertahun mencari tambatan diri
Ah... adakah engkau jawabnya?
Bunyi tambur gemuruh, riuh dalam dada
Lagu indah seluruh, nadi meronta
Akan seg'ra terungkap, rahasia ini
S'moga kau mengerti
TERPURUK KU DI SINI
Setetes embun di daun, lamban bergulir
Ketika jatuh ke tanah, terserap musnah
Begitu pun hatiku, diayun bimbang jawabmu
Terhempas dan hampa ... tak terkira
Mentari tersaput mega, enggan bersinar
Menusuk angin ke raga, jiwa gemetar
Terpuruk ku di sini, dipeluk bimbang sikapmu
YOGYAKARTA
Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...
Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Membeku dan sara ... tak terkira
Adalah kau tuangkan cinta
Ke dalam tungku yang tengah panas menyala
Adalah kau padamkan bara
Tatkala hangat mulai membuai jiwa ...
Terhempas bimbang sikapmu
Terpuruk ku di sini
Dipelukan bimbang jawabmu
Membeku dan sara ... tak terkira ...
Adalah kau tuangkan cinta
Ke dalam tungku yang tengah panas menyala
Adalah kau padamkan bara
Tatkala hangat mulai membuai jiwa ... .
Terhempas bimbang sikapmu
Menggigil palung hati, dipelukan bimbang jawabmu
Terpuruk ku di sini, dihempas bimbang sikapmu
Membeku dan sara ... tak terkira ...
Jul 13, 2008
lyrics KLa Project
Diposting oleh
SAM
di
5:20 PM
Label:
KLa Project
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment